RHK Rabu, 3 Juli 2013

Kekerasan Hati Menghalang Berkat

1 Samuel 6 : 5 – 6

 

Tuhan menghendaki umat-Nya untu hidup dengan hati yang terbuka dan dalam kekudusan. Dalam kehidupan kita hal yang sederhana bisa menjadi kesalahan, yang membuat kita berdosa dan menderita misalnya kekerasan hati kita. Tapi sebenarnya kita memiliki suatu kesempatan untuk dipulihkan, yaitu dengan membuka diri kepada Tuhan, mengaku dosa dan memohon pengampunan diri-Nya. Namu demikian kekerasan hati manusialah yang menjadi penghalang, hadirnya kuasa Roh Allah yang mendamaikan, baik dengan Tuhan Allah

maupundengan sesame manusia. Sebagai keluarga Kristen hendaknya tersu membuka diri untuk memberikan ruang bagi Allah berkuasa, dalam memulihkan dan membaharui serta memberkati kehidupan kita.

 

Kita keluarga Kristen juga adalah pengguna teknologi, karena itu bila kita terlanjur salah dan berdosa dalam menggunakannya, maka seharsnya kita insyaf atau bertobat. Untuk kembali memanfaatkan semua fasilitas teknologi demi kebaikan dan khususnya untuk hormat dan kemuliaan Tuhan. Amin

 

Doa : Ta Tuhan, sentuhlah hati kami dengan kuasa Roh Kudus, agar kami hidup berkenan di hadapan-Mu. Amin

RHK Selasa, 2 Juli 2013

Menghadap Tuhan dengan Kekudusan

1 Samuel 6 : 3 – 4

Kehadiran Allah di tengah-tengah umat Israel, yang ditandai oleh tabut perjanjian, ternyata harus di respons dengan baik oleh umat. Di antaranya mereka dating bukan dengan tangan hampa, melainkan dengan pemberian yang di dasarkan pada kekudusan mereka sebagai umat kepunyaan Allah. Ketika mereka berpegang teguh pada Allah maka berkat-Nya akan selalu nyata dalam hidup mereka.

Sebagai keluarga Kristen kita ternyata mesti selalu dekat dengan Tuhan, dengan selalu berupaya menjaga kekudusan hidup, supaya kita mengalami keberkatan. Kita boleh hidup rukun dan damai sebagai suami-istri, orang tua dan anak-anak. Tuhan suda memberikan kita fasilitas teknologi yang memudahkan kita untuk melaksanankan tugas dan menjawab tuntutan hidup, seperti internet, hp dan lain-lain, yang harus digunakan dengan baik dan penuh tanggung jawab iman. Jangan sekali-kali memanfaatkan kea rah yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, supaya dengan teknologi kita memuliakan nama-Nya yang kudus. Amin

Doa : Ya Tuhan, tolonglah kami agar lebih dekat kepada-Mu, supaya kami boleh semakin maju dalam kehidupan ini, ajarilah kami selalu untuk hidup dalam kekudusan-Mu. Amin

MTPJ 30 Juni – 6 Juli 2013

Tema Mingguan: “Teknologi sebagai media pelayanan”

Tema Bulanan: “Gereja yang misioner dan transformasi sosial”

Bahan Alkitab:

  • 1 Samuel 6 : 1 – 9
  • Kisah Para Rasul 18 : 1 – 4

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA
     Teknologi adalah hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan; sebagai bukti bahwa manusia mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini telah mengantar manusia menemukan dan membuat beragam hal yang dapat membantu kelancaran kerja; juga dalam rangka membantu memperlancar kerja pelayanan Gereja.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sekarang telah mengakibatkan banyak orang Kristen melupakan panggilannya sebagai garam dan terang dunia. Banyak orang Kristen yang tidak hadir lagi sebagai pembawa sukacita dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat.

Padahal, sebenarnya teknologi adalah karunia dan berkat Tuhan, karena Allah adalah sumber ilmu pengetahuan dan hikmat itu sendiri. Sehingga sudah selayaknya jika teknologi harus dipergunakan/ dimanfaatkan sebagai sarana pelayanan di mana Tuhan dipermuliakan dan sesama manusia diberkati.

Inilah alasan kita merenungkan tema “Teknologi sebagai media pelayanan.”

 

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
     Tuhan Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabut. Tabut dipakai untuk menyimpan dua loh batu bertuliskan kesepuluh Firman. Tabut Tuhan adalah merupakan lambang kehadiran Allah di tengah umat Israel. Biasanya disimpan di ruang Mahakudus di Kemah Suci Israel; hanya para Imam dan suku Lewi yang dapat masuk dan mengusung tabut di bahunya (Ul.10:8); orang lain yang menyentuhnya akan mati (2Sam.6:6-7).

Pada zaman Samuel, tabut diambil/dirampas dari tempat suci di Silo oleh orang Filistin (1Sam4). Akan tetapi selamat Tabut Perjanjian ada di tanah Filistin, penyakit borok dan kematian tidak henti-hentinya terjadi di tempat di mana Tabut Perjanjian diletakkan. Tujuh bulan lamanya Tabut Allah di tanah orang Filistin (ay.1), dan karena berbagai penyakit dan kematian yang mereka alami, maka berundinglah mereka melalui imam dan para petenung Filistin untuk segera mengembalikan Tabut Perjanjian ke tanah Israel.

Kembalinya Tabut perjanjian ke tanah Israel terjadi tanpa ada usaha dan kerja keras dari orang Israel. Sebab kembalinya tabut ke tangan bangsa Israel adalah inisyatif sendiri dari bangsa Filistin.

  • Tabut Perjanjian adalah sarana dimana Tuhan Allah mau menyatakan keberadaanNya kepada umat Tuhan.
  • Kereta lembu yang dipakai untuk mengusung tabut perjanjian adalah merupakan sarana pra modern yang dipakai oleh umat Tuhan untuk menyatakan kehadirannya di tengah persekutuan umat Tuhan. Dan juga sarana untuk dapat menyembah Dia.
  • Kemah, juga sebagai salah satu sarana yang dipakai oleh Rasul Paulus dalam Penginjilan.

Dengan demikian menjadi teranglah bahwa tangan Tuhan menguasai segala sesuatu. Tuhan bisa melakukan apa saja untuk melaksanakan maksud dan rencana indah bagi umat Manusia termasuk teknologi pra modern seperti; Tabut, kereta, lembu, dan kemah.

Sebagaimana Paulus (kesaksian Kisah 18:1-4); sebagai orang rasul Kristus ia tetap dalam komitmen untuk memberitakan Injil, meskipun saatitu ia juga harus bekerja sebagai tukang kemah dalam rangka membiayai berbagai kebutuhan pelayanannya. Paulus tetap menyempatkan diri, memberi waktu bagi Tuhan. Setiap hari Sabat ia datang ke rumah ibadah mengajar dan meyakinkan orang Yahudi juga orang Yunani untuk menerima Injil dan percaya pada Yesus. Mengingat bahwa orang Yahudi di kota Korintus pun mati-matian menolak Injil Kristus namun Paulus tetap dalam komitmen pelayanan bahwa Injil harus diberitakan dalam keadaan apapun, waktunya benar-benar untuk memberitakan Injil Kristus, seperti yang ditegaskannya dalam 1 Korintus 2:2: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”.

Makna dan Implikasi Firman
     Israel sebagai umat Tuhan sungguh menyadari pentingnya mempermuliakan Tuhan lebih dari apapun. Karena itu, tabut perjanjian sebagai lambang kehadiran Allah di tengah umat, tidak dapat diperlakukan dengan semena-mena menurut keingnan umat sendiri. Umat harus terus bertanya pada Tuhan, bagaimana seharusnya memanfaatkan Tabut Perjanjian ini agar jangan mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan mereka. Karena, bukan bangsa kafir saja yang akan menerima malapetaka jika salah memfungsikan keberadaan Tabut Perjanjian, tetapi umat Israel pun akan menerima hal yang sama jika salah memfungsikan Tabut Perjanjian Allah tersebut.

Teknologi yang banyak menawarkan beragam kemudahan dan kecepatan sehingga dalam satu kurun waktu manusia dapat melakukan/mengerjakan beberapa hal sekaligus; telah menjadikan manusia menjadi malas beribadah; lebih memilih duduk di depan televisi, mengoperasikan komputer, laptop dan handphone apakah untuk nonton, main “game”, facebook, chatting, dll.

Bukan, dengan kecanggihan teknologi, ada begitu banyak anak muda yang terjerat narkoba (apakah sebagai pengguna atau pengedar), freesex, melawan orang tua. Suami istri (Rumah tangga Kristen berantakan) karena salah satu atau masing-masing mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain) yang mereka kenal melalui facebook, BBM atau twitter, akhirnya teknologi menjadi malapetaka bagi manusia karena pemanfaatan yang salah.

Perkembangan teknologi sekarang justru memudahkan kita untuk bersaksi. Umat Tuhan zaman Perjanjian Lama menggunakan sarana seperti: tabut, kereta dan lembu sebagai sarana tetapi umat Tuhan sekarang justru mendapat banyak kemudahan dalam menjawab pelayanan, persekutuan dan kesaksian. Seperti kemudahan sarana transportasi (laut, udara, dan darat), sarana komunikasi (komputer/laptop, telepon/handphone, internet).

Gereja sebagai persekutuan orang percaya sebagaimana umat Israel juga terpanggil untuk dipakai Allah menjadi alat bagi-Nya, sehingga dunia percaya dan memuliakan Yesus. Allah hadir dan terus berperkara dalam kehidupan orang percaya.

Kehadiran Allah terus teralami lewat berkat jasmani maupun rohani. Kehadiran Allah tidak lagi dalam bentuk Tabut Perjanjian yang harus dipikul kemana saja. Karena, di dalam dan melalui Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit, Roh Kudus telah dicurahkan untuk berkarya, menjadi penolong dan penghibur setiap anak Tuhan. Maka selayaknya setiap anak Tuhan penuh semangat melayani dan memberitakan Injil, sambil memanfaatkan teknologi yang ada sebagai sarana untuk kemudahan/kelancaran pelayanan. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah setiap manusia terlebih orang percaya harus menguasai teknologi dan bukan sebaliknya, kita dikuasai atau diperbudak oleh teknologi. Karena hanya Tuhan yang patut disembah dan dimuliakan.

PERTANYAAN DISKUSI

  • Teknologi apa saja yang dipakai sebagai sarana pelayanan dalam 2 perikop bacaan tadi?
  • Apa pesan Firman Tuhan ini untuk sebagai orang percaya dihubungkan dengan penggunaan teknologi sebagai media pelayanan?

NAS PEMBIMBING: Yesaya 4:5-6

POKOK-POKOK DOA

  • Berdoa supaya teknologi modern dapat dimanfaatkan sebagai media pelayanan.
  • Berdoa untuk persekutuan, pelayanan dan kesaksian GMIM.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V

NYANYIAN YANG DIUSULKAN
– Persiapan: KJ No.1:1,2
– Sesudah Ungkapan Sembah: KJ No.7:1
– Pengakuan Dosa: KJ No.467:1-3
– Jaminannya Menguatkan: NNBT No.17
– Sambutan Pemberitaan Firman: KJ No.54:1,4
– Persembahan: KJ No.367:1-5
– Penutup: KJ No.269:1,4

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

RHK Senin, 1 Juli 2013

Tabut Perjanjian

1 Samuel 6 : 1 – 12

Tabut perjanjian, dibuat oleh bangsa Israel berdasarkan perintah Allah dengan maksud untuk menympan dual oh batu yang berisi kesepuluh perintah Allah. Tabut perjanjian melambangkan tentan kehadiran Tuhan bagi bangsa Israel. Tuhan yang telah menyatakan kehadirannya bagi bangsa Israel adalah Tuhan juga yang telah menyatakan dirinya melalui dan di dalam Yesus Kristus. Dia-lah juga yang, telah hadir, hidup dan berkuasa di dalam diri kita dan keluarga kita. Karena itu biarlah kita member kesempatan bagi dia untuk berkuasa di dalam  rumah kita, di dalam diri kita dan di dalam keluarga kita. Sebab jika Dia hadir dan berkuasa dalam hidup dan keluarga kita, maka Dia-lah juga yang akan menuntun dan membimbing hidup dan keluarga kita sehingga kita semakin sempurna dan berkenan bagi kemuliaan nama-Nya. Amin

Doa: Tuhan, kami selalu berdoa supaya Tuhan tetap tinggal bersama keluarga kami. Supaya kami tidak muda tersesat dalam lumpur dosa. Amin

RHK Sabtu, 29 Juni 2013

Peran Kaum Muda dalam Jemaat

Titus 2 : 6 – 10

Hari ini secara khusus kita membaca tentang peran kaum muda. Peran orang-orang muda dimulai dari harapan orang tua, yaitu supaya menguasai diri dalam segala hal. Menguasai diri, berhati-hati terhadap segala sesuatu. Semua ini bermaksud agar orang tua tidak menjadi cemas, kuatir dengan anak-anaknya terhadap segala macam godaan, tawaran yang nanti dapat merusak masa depannya.

Bagaimana caranya, pertama-tama menjadi teladan dalam hal berbuat baik. Perbuatan baik

tentu akan sangat menyenagkan bagi siapa saja baik untuk orang tua maupun teman-temannya dan jemaat serta masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat meunjukan perannya terhadap pertumbuhan Gereja, pertumbuhan kerohanian dan masa depan Gereja dan masyarakat.

 

Dalam bacaan ini kita melihat, bahwa ada kerinduan yang besar dari Paulus kepada Titus untuk mengajak jemaat tidak terkeculai orang tua dan orang muda menunjukkan kehambaan dalam rangka memuliakan Allah. Kehambaan itu diumpamakan seperti ketaatan hamba kepada tuannya. Jadi kita sebagai keluarga Kristen harus berperan seperti hamba yang taat pada tuannya artinya kita harus menjadi taat, setia pada perintah Tuan kita, yaitu Yesus Kristus sebab Dia-lah kepala Gereja kita, Dia-lah sumber berkat, Dia-lah Juruselamat kita. Amin

 

Doa : Terima kasih ya Tuhan, karena hari ini kami belajar lagi dari Firman-mu yang menasihati kami untuk menjadi teladan dalam berbuat baik, menjadi hamba yang taat kepada-Mu. Amin

RHK Jumat, 28 Juni 2013

Peran Kaum Perempuan dalam Keluarga

Titus 2 : 3 – 5

 

Hari ini kita melihat, bahwa kaum perempuan diberikan ruang untuk menunjukan tanggung jawabnya sebagai perempuan Kristen yang berpengalaman. Pertama-tama hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah dan jangan menjadi hamba anggur sebab itu adalah kebiasaan dari perempuan yang belum mengenal dan hidup dalam Kristus. Peran selanjutnya adalah mendidik perempuan muda yang suda menikah untuk tidak meniur cara-cara perempuan kafir. Sebaliknya mengasihi suami dan anak-anaknya, dalam mengatur rumah tangganya agar Firman Allah tidak dinodai tetapi diperaktekan menjadi kesaksian pada jemaat dan masyarakat.

Ini tentu menjadi perenungan kita semua keluarga, suami istri, orang tua dan anak-anak untuk menunjukkan sikap hidup saling mengasihi, menyayangi satu dengan yang lain. Sikap hidup seperti ini merupakan kesaksian kita sebagai orang-orang yang sedang meinkmati kasih saying Tuhan, terutama ibu-ibu sebagai symbol kasih saying dalam keluarga. Sebab hidup ini ada hanya oleh karena berkat kasih saying Tuhan semata itu artinya hidup kita adalah anugerah Tuhan yang harus kita selalu syukuri. Bagaimana kita bersyukur adalah rajin beribadah, rajin membaca Alkitab dan rajin berdoa serta rajin bekerja. Dengan begitu hidup kita pasti akan selalu diberkati oleh Tuhan. Amin

 

Doa : Ya Tuhan jadikanlah kami keluarga yang selalu tahu mengucap syukur kepada-Mu dengan doa, beribadah dan rajin bekerja. Amin

RHK Kamis, 27 Juni 2013

Citra Laki-Laki Dalam Keluarga

Titus 2 : 1 – 2

 

Sejarah membuktikan bahwa jemaat mula-mula yang telah menjadi percaya pada berita keselamatan itu, mendapat banyak tantangan, rintangan, hambatan dari penguasa maupun para pengajar sesat yang bermaksud hendak menyesatkan. Para penyesat menentang kebenaran keselamatan yang diajarkan oleh Rasul Paulus. Paulus menasihati Titus agar memberitakan para orang tua terutama kamu laki-laki, yaitu tetap memegang ajarang yang sehat. Ajaran sehat yang Paulus maksudkan, adalah mereka yang tua tetap hidup sederhana, tidak sombong, terhormat, bijaksana artinya berhati-hati, sehat dalam iman dalam kasih( artinya suka menolong, membantu, tidak menyimpang dendam, tidak pemarah, dan tetap sebagai orang-orang yang beribadah), tekun (artinya sabar, saleh, tidak memfitnah).

Pengajaran ini untuk memotivasi jemaat mula-mula melawan ajaran-ajaran palsu dan meningkatkan hidup rohani jemaat. Tentang ajarang sehat ini menurut Paulus mulai dari golongan umur, yang tua sebab mereka telah hidup dengan segala pengalamanya.

Tentunya nasihat-nasihat ini masih sangat berguna bagi kita. Sebab kita harus mengakui, bahwa sampai sekarang pengajara-pengajar palsu masih tetap ada dan berusaha membujuk jemaat untuk mengikuti mereka dan meninggalkan Gereja yang sejak kecil telah mendidik kita. Karena itu orang tua terutama bapak-bapak sebagai imam dalam keluarga selalu menjadi teladan bagaimana agar tetap setia pada Tuhan yang tergambar pada kesetiaanya pada Gereja sampai maranata. Amin

Doa : Ya Tuhan Yesus tolonglah kami Gereja-Mu, agar tidak tersesat sampai Engkau dating kembali. Sebab itu berkatilah kami agar kami tetap setia sampai selama-lamanya. Amin

RHK Rabu, 26 Juni 2013

Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Pengetahuan

Amsal 1 : 7

Salah satu ciri khas dari sekolah Kristen terutama sekolah-sekolah GMIM, dari dahulu hingga sekarang ada ayat ini. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Artinya pokok utama dalam mengajar ilmu pengetahuan adalah sikap takut akan Tuhan. Inilah yang diajarkan oleh salomo kepada rakyat Israel. Pengajaran  ini dengan sendirinya hendak mengatakan, bahwa untuk menjadi orang yang berhasil, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya, ia harus hidup takut akan Tuhan. Sikap takut

akan Tuhan kelihatan dalam perilaku yang benar, adil, jujur suka menolong tidak meremehkan orang lain. Sebab itu ayat 7 ini disebut sebagai motto (semboyan) dalam seluruh kitab amsal. Karena itu bagi orang Israel, takut akan Tuhan adalah juga pengajaran moral yang disampaikan oleh guru hikmat yang didasarkan pada rasa getar akan kekudusan Allah atau kepatuhan pada kehendak-Nya. Itu berarti sebagai orang-orang terpelajar, sebagai orang-orang percaya motto hidup kuta juga adalah takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan bukan hanya sampai pada permulaan pengetahuan tetapi di seluruh hidup dan pekerjaan kita, sebab itu adalah juga ukuran hidup kita sebagai keluarga Kristen. Amin

 

Doa : Ya Tuhan tolanglah, agar kami menjadi orang yang terus hidup takut akan Tuhan dan ampunilah kami bila Engkau mendapatai, bahwa kami tidak hidup takut akan Tuhan. Amin

RHK Senin, 24 Juni 2013

Hikmat Dan Didikan Membawah Kecerdasan

Amsal 1 : 1 – 4

Bacaan Alkitab di hari ini mengantar kita semua untuk dapat mengerti mengapa hikmat dan didikan menjadi perhatian khusus dari Salomo untuk seluruh umat Israel. Salomo sebagai seorang raja tentu sangat berkeinginan, bahwa bangsa Israel menjadi bangsa yang pandai, betindak benar dan adil serta memiliki kejujuran juga cerdas. Kinginnannya ini tentu akan memudahkan dia sebagai pemimpin, sebagai raja untuk mengatur dan menapat bansanya. Dengan kata lain menolong pemimpin tetapi juga sekaligus menolong yang dipimpin

(rakyat/umat) untuk dapat menjadi teladan bagi siapapun.

 

Harapan ini secara khusus untuk generasi muda bangsa Israel. Apa yang merupakan keinginan dan harapan Salomo ini, tentu menjadi keinginan dan harapan setiap orang tua anak-anak disekolahan akan menjadi berhikmat, maka keinginan agar generasi muda Gereja tidka cerdas yang tergambar dari sikap hidup yang punya hikmat tidak sombong, bertindak benar, adil dan jujur tidak mementingkan diri sendiri juga bersedia dikoreksi. Sikap seperti ini member gambaran kualitas kerohanian warga Gereja. Tanggung jawab ini tentu tidak hanya tanggung jawab Gereja tapi orang tua dan kita semua. Amin

Doa : Ya Tuha Firman-Mu hari ini telah mengingatkan kami semua terhadap tugas dan tanggung jawab kami. Tolong Tuhan agar kami dapat melakukan tanggung jawab ini  berkatilah kami orang tua juga pemerintah di dalam menyediakan kebutuhan penddikan. Amin

MTPJ 23-29 Juni 2013

Tema Mingguan: “Pembentukan spiritualitas melalui pendidikan”

Tema Bulanan: “Gereja yang misioner dan transformasi sosial”

Bahan Alkitab:

  • Amsal 1:1-7
  • Titus 2:1-10

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kita berada pada minggu terakhir di bulan Juni 2013, dengan tema tahunan, yaitu: Kehidupan Kristiani yang demokratis. Tema bulan ini: Gereja yang misioner dan transformasi sosial, kemudian tema minggua ini: Pembentukan spiritualitas melalui pendidikan. Kita masih dalam suasana perayaan HUT ke-182 PI dan Pendidikan Kristen GMIM dengan berbagai acara yang telah diramu sedemikian rupa. Momentum ini tentu tidak saja mengingatkan upaya dan usaha Gereja di bidang Pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai bidang yang memiliki ‘kekuatan’ di dalam membawa berita sukacita dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Dengan adanya pendidikan tentu telah turut membentuk spiritualitas/kerohanian jemaat.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kita Amsal adalah kitab yang termasuk dalam kumpulan ‘sastra hokmah’ (hikmat) bersama dengan Kitab Ayub dan Pengkhotbah. Di Timur Tengah kebijaksanaan (hikmat) adalah bagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat dihargai, karena langung berhubungan dengan kehidupan dan etika. Yang paling penting dalam kitab ini adalah bagaimana orang bisa hidup sebagai orang baik dan saleh menurut panduan bagi hidup yang berhasil.

     Amsal 1:1-7 memberi gambaran umum tentang tujuan hidup manusia, khususnya orang tak berpengalaman, yaitu orang muda Israel. Sangat nampak keinginan Salomo sebagai Raja Israel untuk menjadikan seluruh rakyat Israel memiliki hikmat dan didikan. Raja Salomo menyadarkan rakyatnya terhadap pentingnya memiliki hikmat dan didikan, sebab itu akan membuat rakyatnya (Israel) tidak menjadi bodoh (dibodohi) tetapi pandai dan mengerti kebenaran, keadilan dan kejujuran. Ini sebagai sikap kritis Salomo terhadap praktek hidup bangsa-bangsa lainnya. Karen itu para guru hikmat harus mendengar dan belajar lebih banyak lagi untuk mendapatkan bahan mengajar yang cukup dengan metode pengarahan (mengajar) dalam membimbing anak didik/generasi bangsa sebab yang mereka hadapi pada umumnya adalah orang muda yang tak berpengalaman (ayat 4).

     Dengan demikian ini dimaksudkan supaya generasi muda Israel memiliki pemahaman yang baik tentang amsal, perumpamaan, kata-kata, teka-teki orang bijak. Bagi kehidupan bangsa bukan seumpama teka-teki orang bijak artinya tebak-tebakan, sesuatu yang sulit dipecahkan atau dijawab, tetapi sesuatu yang harus ada jawabannya dan untuk itu harus punya pengetahuan. Bagian terakhir dari pendahuluan (1:7) adalah motto bagi seluruh Kitab Amsal, yaitu takut akan Tuhan. Motto ini adalah ekspresi (ungkapan gagasan atau perasaan) keagamaan yang dianut oleh orang Israel. Inilah kunci masyarakat Israel dalam menjalankan kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan.

     Kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus sahabatnya. Titus memiliki peranan yang penting secara khusus dalam perkembangan jemaat di Korintus (2 Kor.2:13, 7:5-7). Titus ditinggalkan Paulus di Kreta untuk meneruskan pekerjaan Pekabaran Injil di sana, dengan cara mengatur, menata dan menetapkan penatua-penatua (titus 1:5). Amanat yang diberikan adalah memberi nasihat kepada jemaat menurut umur dalam gereja terutama orang tua: laki-laki danperempuan (2:2-3) untuk diteruskan kepada yang muda, agar menghadirkan keteladanan (2:4-5) itu menjadi gambaran orang yang hidup bijaksana. Pokok perhatian Paulus adalah pada soal hak dan kewajiban; hidup sederhana, terhormat, suka beribadah, tidak memfitnah, bukan hamba anggur, suka mengajar yang baik, baik hati, ketaatan pada tuan, jangan membantah dan curang. Tujuannya agar Allah dimuliakan.

Makna dan Implikasi Firman
Yesus Kristus sebagai kepada gereja memberikan kita perintah untuk menjadi berkat “garam dan terang dunia” (Matius 5:13-14). Menjadi berkat, berarti menghadirkan damai sejahtera bagi banyak orang (dunia) kini dan akan datang. Mendatangkan/menghadirkan damai sejahtera tentu diperlukan orang-orang yang telah dipersiapkan secara formal terlatih di segala bidang.

     Amsal 1:1-7 dan Titus 2:1-10 menjadikan pijakan kita untuk alasan tadi. Betapa pentingnya pendidikan bagi gereja, bagi keluarga dan masyarakat. Pendidikan diumpamakan seperti jembatan untuk menuju ke masa depan, masa depan anak cucu, masa depan gereja, seperti ada ungkapan “sekolah bekal di hari esok”. Sehingga mengabaikan pendidikan sama halnya dengan mengorbankan masa depan.

     Dewasa ini ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan di segala bidang. Perkembangan teknologi bahkan terus merambah jauh sampai ke pelosok negeri. Menjadi pertanyaan, apakah kita membiarkan anak-anak kita di “bodohi” oleh zaman? apakah kita ‘tega’ melihat anak-anak kita tertinggal pendidikannya dengan anak-anak yang lain? Kita tentu tahu dan mengerti, bahwa pendidikan dibentuk dalam rangka menjadikan anak-anak kita menguasai IPTEK tapi juga mental spiritual, untuk masa depan.

     Sejarah membuktikan pentingnya pendidikan bagi jemaat dan hamba Tuhan, seperti yang dilakukan John Calvin yang kemudian mempengaruhi dunia modern, dengan Akademi Calvin yang memiliki dua level kurikulum, satu untuk pendidikan umum para pemuda (schola private) dan seminar yang mendidikan para hamba Tuhan (schola publika) yang dimulai tahun 1558 Jenewa Swis. Dalam perjalanan sejarah pendidikan GMIM, kita dapat menyebut, misalnya: Ds.G.J.Hellendoorn di Manado 1827, Ds.H.Locher di Tondano 1854-1905, Ds.J.L.Lowier di Tomohon 1868-1909, Ds.N.Graafland peletak pendidikan di Sonder, Tanwangko dan Malalayang. Tidak hanya mereka tentu ada di jemaat, wilayah yang dapat kita sebutkan.

     Apakah yang telah mereka tanamkan tentu untuk mencerdaskan warga gereja. Kecerdasan warga gereja tentu diikuti dengan kualitas rohani yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Bagaimanakah seharusnya sikap hidup kekristenan yang dikehendaki Tuhan, Paulus sebagai Rasul yang terdidik, menyebutkan: Sikap saling menghrmati, saling menghargai orang muda pada orang tua, hidup bijaksana, sehat dalam iman, rajin beribadah, tidak mengfitnah, tidak pemabuk, mengatur rumah tangga (suami, istri, anak yang saling mengasihi), hidup teratur, jujur, saling menasehati, orang muda yang menguasai diri, teladan berbuat baik (sopan, beretika) tidak curang, tulus dan setia, semuanya dalam rangka memuliakan Tuhan.

 

PERTANYAAN DISKUSI

  • Apakah peranan pendidikan dalam membentuk kehidupan rohani berdasarkan pembacaan Alkitab ini?
  • Bila kita mendapatkan prilaku yang tidak menggambarkan sikap hidup sebagai orang yang dibekali dengan ilmu pengetahuan. Apa pendapat saudara, Jelaskan!

NAS PEMBIMBING: Mazmur 119:135

POKOK-POKOK DOA

  • Pertumbuhan Gereja, pendidikan GMIM dalam keesaan.
  • Pelaksana pendidikan.
  • Tersedianya biaya pendidikan dari orang tua, pihak swasta dan pemerintah.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: Hari Minggu Bentuk IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Persiapan: NNBT No.2
Sesudah Nas Pembimbing: NNBT No.17
Seb.Peng.Dosa: NKB No.17
Ses.Pengampunan: Nafper No.5
Ses.Pemb.Alkitab: ‘Ku yakin saat Kau berfirman’
Persembahan: NNBT No.15
Penutup: KJ No.410

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.