MTPJ 23 – 29 Juli 2017

2
5189

TEMA BULANAN : “Gereja yang Mencerdaskan”
TEMA MINGGUAN : “Mendidik Tanpa Kekerasan”
Bahan Alkitab : Amsal 29:1-27
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Mendidik adalah usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani dan rohani. Memang ada banyak model atau metode dalam mendidik yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang disebutkan sebagai-mana tema: “Mendidik tanpa Kekerasan. Pola atau cara men-didik tanpa kekerasan adalah sebuah sistem mendidik anak dengan tegas, bukan dengan keras apalagi menyakiti.

        Dalam rangka membentuk generasi baru yang  tidak suka mendendam dan berputus asa, tetapi yang mandiri dan berkarakter baik; maka metode mendidik tanpa kekerasan akan memberi dampak yang positif, supaya anak menjadi berguna di dalam kehidupan ini.

        Dalam realitas sehari-hari kita jumpai bahwa tindakan kekerasan makin bertambah, bahkan dalam nuansa pendidikan yang berproses di sekolah maupun di rumah tidak terlepas dari tindak kekerasan, dengan dalih mendidik.

Mendidik adalah bagian dari kerja pendidikan. Dalam sejarah pendidikan di negara Indonesia yang kita cintai ini, ada suatu masa kita mengalami bagaimana seorang pendidik secara keras; antara lain dengan memukul, mencubit dan memaki anak didiknya. Bukan hanya di sekolah terjadi seperti itu, tetapi juga ternyata di rumah yang harusnya penuh dengan cinta kasih dan kelembutan, terjadi kekerasan pendidikan dari orangtua terhadap anak-anaknya.

          Dengan adanya perilaku seperti itu, maka baik lembaga pemerintah maupun lembaga gereja, terus berusaha memba-harui sistem pendidikan yang manusiawi dan bermartabat, melalui metode pendidikan yang diformulasikan secara baru, yaitu mendidik tanpa kekerasan.

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
 Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Amsal adalah kumpulan kata-kata hikmat yang berisi pengajaran atau pendidikan yang benar tentang tata krama, etika moral, pola hidup dan berbagai nasehat lainnya tentang bagaimana hidup benar sesuai petunjuk firman.

        Bertindak bijak di dalam kehidupan sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Allah dan menghindarkan diri dari berbagai perilaku yang tidak baik atau pola hidup yang dapat membinasakan adalah bagian dari mendidik tanpa kekerasan, yang diajarkan oleh pengamsal. Itu sebabnya inti dari peng-ajaran dalam kitab Amsal ini adalah hidup takut akan Tuhan.

Dengan hidup takut akan Tuhan, orang percaya akan selalu taat, setia dan melakukan apa yang Tuhan sukai, serta menjauhkan diri dari berbagai tindakan maupun perilaku yang tidak ber-kenan pada-Nya.

        Secara khusus dalam tulisannya pada Amsal 29:1-27 yang dikumpulkan para pegawai Hizkia, raja Yehuda; Salomo menulis adanya perbedaan perilaku hidup antara orang yang bertindak bijak karena takut Tuhan dan perilaku orang fasik karena menjauhi hikmat.

        Pengamsal menunjukkan bahwa orang bijak akan bertindak adil, bijaksana, benar, mencintai hikmat, membawa kedamaian, menghadirkan sukacita, jujur, memperhatikan orang lemah, berusaha mendapatkan keselamatan, mau menerima teguran/nasehat, berpegang pada hukum, rendah hati, dan berpengharapan.

Karena itu pengamsal dalam proses mendidiknya, secara gamblang mengingatkan orang percaya supaya bijaksana dalam berperilaku dan menjalani kehidupan. Sebab bagi pengamsal, orang bijak adalah pribadi maupun kelompok yang memilih jalan kehidupan yang benar dan memberi rasa nyaman, tenang serta bahagia. Itu berarti kehidupan orang bijak memberi jaminan akan indahnya kehidupan ini.

        Sedangkan orang fasik ditunjukkan pada mereka yang keras kepala, sulit diatur atau suka atur sendiri, memandang remeh orang lain, hidup tidak menjadi teladan tetapi menyebabkan orang lain berkeluh kesah, tidak suka dinasehati, menjauhi hikmat, tidak patuh pada hukum/ peraturan/ketetapan firman, sombong/angkuh dan meresahkan kehidupan di antara sesama.

Pengamsal menyebutkan orang yang keras kepala dan menolak pengajaran yang benar dapat merugikan diri sendiri dan orang yang terus menerus melakukan kejahatan dan tidak mau menyadari keberdosaannya serta tidak hidup dalam pertobatan, akan terjerat dalam dosa dan membinasakan diri sendiri. Orang-orang dengan gaya hidup seperti itu disebut bebal, karena mereka tidak mau dinasehati dan membaharui diri, akibatnya bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan orang lain. Akibatnya timbul suasana ketidak nyamanan, hidup melarat bahkan dapat menghancurkan harapan.

        Dari bagian Alkitab ini, kita mendapati bahwa pengamsal menunjukkan sebab dan akibat dari cara hidup dalam kefasikan, menyebabkan kekacauan.

Tetapi perilaku hidup orang bijaksana membawa sukacita. Kebijaksanaan hidup dikembangkan melalui pendidikan yang takut akan Tuhan dan diaplikasikan dalam praktek mendidik tanpa kekerasan.

        Mendidik tanpa kekerasan memberi peluang bagi setiap pribadi atau kelompok, menjadi orang yang suka mendengar nasehat dan pengajaran yang benar, yang mendidik anak-anaknya supaya dapat memberi ketenangan, yang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Juga tidak hidup dalam dosa dan kecemaran, tetapi menjadi pemimpin yang membawa kese-jahteraan bagi rakyatnya. Pemimpin yang benar disukai rakyatnya, bahkan Tuhan berkenan dan memberkati kepe-mimpinannya.

Firman Tuhan adalah sumber pendidikan dan pedoman mendidik. Sejak penciptaan bumi dan manusia, Tuhan Allah telah mendidik dengan penuh kasih manusia ciptaan-Nya, supaya mereka hidup dan bertindak menurut aturan dan ketetapan yang dikehendaki-Nya.

        Pendidikan dari Tuhan berlaku dari masa ke masa, dari generasi ke generasi dan dalam berbagai cara, termasuk melalui pemberitaan Firman.

Firman Tuhan dapat kita peroleh setiap hari melalui Alkitab yang kita miliki. Dari Alkitab kita belajar tentang didik mendidik, baik melalui tutur ucap maupun dengan pola perilaku sehari-hari.

        Tutur ucap yang benar, yang lembut dan mengajar yang baik melalui tindakan yang patut diteladani, menuntun orang untuk bertindak baik dan benar dalam kehidupannya. Tetapi kata-kata yang kasar, tidak berhikmat dan tindakan yang suka mencari masalah, menjadikan orang suka memberontak dan tidak mau bersahabat.

Realitas ini memberi petunjuk bahwa mendidik tanpa kekerasan, membentuk pribadi yang patut diteladani dan menjadi berkat serta menciptakan suasana hidup yang damai sejahtera.

        Mendidik tanpa kekerasan bukan berarti tidak boleh marah, tetapi dalam kelembutan mendidik, orangtua atau pendidik harus menyatakan ketegasannya, supaya anak atau anak didik dapat mengerti yang baik dan benar, serta tidak mengulang-ulang dosa atau sengaja melakukan kesalahan.

        Efek dari mendidik tanpa kekerasan menolong seseorang untuk menjadi pribadi yang percaya diri, mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain lebih khusus membuat orang dapat meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Inilah cara Allah dalam Yesus Kristus yang telah mendidik kita dengan kasih ( Titus 2:11-12). 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Bagaimana konsep mendidik menurut bacaan Alkitab kita saat ini?
  2. Apakah model mendidik tanpa kekerasan tergambar dalam bagian Alkitab ini?
  3. Bagaimana bentuk atau metode mendidik tanpa kekerasan dimasa kini?

NAS PEMBIMBING : Titus 2:11-12

POKOK – POKOK  DOA :

  • Orang percaya semakin mencintai Firman Tuhan, supaya dapat mendidik dengan baik dan benar.
  • Tidak hidup dalam kefasikan, tetapi berlaku bijaksana.
  • Metode atau sistem mendidik tanpa kekerasan makin dikembangkan dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat. 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan  :  NNBT No 4 Naikkan Doa Pada Allah

Pembukaan:  KJ No 13  Allah Bapa, Tuhan

Pengakuan Dosa dan Pengampunan: NNBT No 10  Ya Tuhan Yang Kudus’

Doa, Pembacaan Alkitab dan Khotbah: KJ No 356  Tinggallah Dalam Yesus’

Persembahan:  KJ No 288  Mari, Puji Raja Sorga

Doa Umum :  KJ No 362  Aku Milik-Mu, Yesus Tuhanku

Penutup:  KJ No 424  Yesus Menginginkan Daku

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

2 KOMENTAR

Leave a Reply to Sem Batal membalas

Please enter your comment!
Please enter your name here