RHK Kamis, 21 Agustus 2014

Tangan Tuhan yang Menguatkan

Ulangan 8 : 17 – 18

Bangga dengan sukses yang diraih adalah hal yang wajar. Apalagi meraihnya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Namun, kebanggaan yang berlebihan karena beranggapan bahwa kesuksesan itu dicapai oleh kehebatan diri sendiri tanpa campur tangan Tuhan, itu adalah sesuatu yang keliru.

Dalam bacaan hari ini, umat Tuhan diingatkan bahwa kekayaan yang mereka peroleh adalah anugerah-Nya. Tuhan yang memberikan mereka kekuatan untuk bekerja dan berusaha sehingga boleh mendapatkan kekayaan itu. Anugerah ini teralami karena Tuhan setia terhadap janji-Nya.

Bacaan ini, mengingatkan kita juga bahwa Tuhan melengkapi hidup kita dengan berbagai potensi, sumber daya, dan karunia-Nya. Manfaatkan semua itu dengan maksimal dan bijaksana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga dan mewujudkan segala harapan dan cita-cita.

Namun, ketika kesuksesan diraih, kekayaan dimiliki, kejayaan dinikmati, dan kebahagiaan dialami, jangan melupakan Tuhan. Jadilah pribadi dan keluarga Kristen yang tahu berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan; yang mampu mengatakan bahwa “tangan Tuhanlah yang menguatkan aku meraih keberhasilan dan menikmati kesejahteraan”. Amin.

Doa: Bapa sorgawi, anugerahkan kami kekuatan untuk memberdayakan segala potensi yang ada demi menikmati hidup keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dan tolong kami juga untuk selalu hidup dalam ucapan syukur. Amin.

RHK Rabu, 20 Agustus 2014

Pemeliharaan Tuhan di tengah Penderitaan

Ulangan 8 : 15 – 16

Dalam perjalanan di padang gurun, umat Tuhan menghadapi banyak bahaya, kesulitan, kekurangan dan rintangan. Namun, Tuhan tidak membiarkan mereka. Perbuatan ajaib Tuhan dengan segala kebaikan-Nya dinyatakan untuk menolong, melindungi, dan memelihara umat-Nya. Penderitaan dipakai Tuhan mencobai mereka untuk merendahkan hati mereka (ay.16) supaya mau sungguh-sungguh bergantung kepada Tuhan, dan menikmati kebaikan-Nya.

Sebagaimana umat Israel, kitapun dalam hidup ini terkadang mengalami berbagai masalah/pergumulan. Namun, yakinlah bahwa Tuhan tidak membiarkan kita. Kuasa kasih-Nya yang melampaui segala sesuatu akan tetap dinyatakan bagi kita.

Sebagai keluarga Kristen kita diminta untuk mau sungguh-sungguh percaya dan bergantung pada Tuhan, serta mempercayakan hidup kita dipelihara oleh Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia (Rm. 8:28) dan tetap percaya kepada-Nya. Karena itu, bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa (Rm.12:12) Amin.

Doa: Tuhan, bimbing kami untuk mengerti kehendakMu dan tetap berjalan di jalan-Mu. Mampukan kami untuk melihat segala kebaikan-Mu dalam perjalanan hidup kami, bahkan kebaikan-Mu yang ada di balik berbagai penderitaan hidup. Jadikan kami sebagai anak-anakMu yang selalu hidup dalam ucapan syukur kepada-Mu. Amin. 

RHK Selasa, 19 Agustus 2014

Bersyukur atas Kebaikan Tuhan

Ulangan 8 : 12 – 14

Hidup yang makmur atau berkecukupan pasti menjadi dambaan setiap keluarga Kristen, dan ketika itu menjadi kenyataan pasti ada rasa bangga dan bahagia.

Bacaan hari ini mengingatkan umat Tuhan, bahwa ketika kemakmuran teralami jangan sampai mereka melupakan Tuhan. Ketika kebutuhan hidup tercukupkan;  makan dan kenyang serta mendirikan rumah yang baik dan mendiaminya, ketika usaha peternakan berhasil dan bertambah banyak, dan ketika kekayaan serta segala yang ada pada mereka bertambah banyak, jangan melupakan Tuhan. Dialah yang telah mengeluarkan mereka dari perbudakan yang membelenggu hidup mereka di Mesir dan memberikan negeri baru dengan segala potensi untuk mengembangkan kehidupan perekonomian keluarga dan bangsa.

Firman ini mengingatkan kita juga agar tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan dalam kerja, studi, dan berbagai usaha kehidupan keluarga. Ketika hidup kita diberkati, jangan melupakan Tuhan sumber segala berkat. Ketika Tuhan memberikan waktu untuk bekerja dan beribadah, manfaatkanlah secara benar dan bijaksana. Jadilah keluarga Kristen yang tahu bersyukur atas berkat Tuhan dan yang tahu memanfaatkan berkat Tuhan dengan penuh tangguh jawab. Amin.

Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk segala kebaikan-Mu bagi keluarga kami. Ajar kami selalu untuk hidup bersyukur dan memuliakan Engkau dalam hidup kami. Amin.  

Pakaian Jabatan Pendeta ( Toga )

Pakaian jabatan Pendeta (toga) berwarna hitam, putih dan ungu:

a. Toga Hitam dipakai dalam setiap ibadah: hari minggu, baptisan kudus, perjamuan kudus (khususnya Jumat Agung), peneguhan, pelantikan, serah terima, peng-utusan, pemakaman, dan pendampingan pejabat yang dilantik.

Toga hitam melambangkan persekutuan dengan kema-tian dan  kebangkitan Kristus.

b. Toga Hutih dipakai dalam setiap ibadah: hari minggu, baptisan kudus, pengucapan syukur, peneguhan dan pemberkatan nikah, pentahbisan bangunan/gedung.

Toga putih melambangkan persekutuan yang penuh dengan sukacita dan kudus di dalam Kristus.

c. Toga Ungu Tua dipakai dalam ibadah perayaan minggu-minggu sengsara (6 minggu).

Toga ungu melambangkan persekutuan dalam keseng-saraan dan keagungan Kristus.

d. Bentuk pakaian jabatan adalah toga dengan leher jubah tertutup dengan menggunakan “collar” atau leher jubah berbentuk huruf V dengan menggunakan dasi putih. Collar atau dasi putih menjadi lambang kemurnian, keadilan, kejujuran, kebenaran dalam menyampaikan suara kenabian.

e. Toga melambangkan keagungan pekerjaan yang disan-dang dalam pelayanan Ibadah/Firman Tuhan. Tiga garis (lipatan) pada bagian depan dan yang membentuk segitiga pada bagian punggung adalah simbol Trinitas yang diberitakan dalam pelayanan Firman.

f.  Pakaian jabatan selain yang dimaksud di atas (mis. pa-kaian akademik) tidak dapat digunakan dalam melayani ibadah.

Stempel GMIM

 Stempel GMIM

 

Stempel/cap Sinode, Wilayah, Jemaat dan Yayasan ber-bentuk bulat dengan ukuran sama besar, berdiameter 2,5 cm. Stempel GMIM berfungsi sebagai alat pengesahan, te-tapi sekaligus menjadi identitas sebagai satu tubuh Kristus. Stempel GMIM hanya dipakai pada surat-surat resmi.  

 

 

 

Berita Duka, Rabu 13 Agustus 2014

Telah meninggal dunia di RS Kramat Jati Jakarta, hari Rabu, 13 Agustus 2014 Pkl. 03.50 WIB, KHRISTIAN JERRY WENAS, SE.AK. Anak dari Pdt. Johnny Wenas, M. Teol ( Kel. Wenas-Pelealu / Wurarah ) dalam usia 41 thn 8 bln 1 hari.

Ibadah pemakaman Sabtu, 16 Agustus 2014 Pkl. 13.00 Wita di rumah Keluarga Wisma Hosanna ( belakang Kantor Pusat Unsrat Bahu Manado )

Dasar & PENGERTIAN

DASAR
1. Alkitabiah
    – Perjanjian Lama: Kej. 8:1; 12:6; 17:15; 26:25; 33:20; Kel. 25:7; 28:33-34; Bil. 10:33, 15:37-41.
    – Perjanjian Baru: Kis. 16:33; 1Kor. 11:25; Kol. 2:11-12; 1Ptr. 3:21;  Why. 21:6.
 
2. Tata Gereja GMIM 2007
     Tata Dasar Bab X Pasal 27 Ayat 1 dan 2.
 
 
PENGERTIAN

 

1. Secara etimologis atribut berasal dari kata Inggris “attribute” yang berarti “sifat, perlengkapan, benda yang khusus berhubungan dengan pangkat atau lambang”. Atribut gerejawi adalah sifat kualitas atau benda yang dipakaikan pada seseorang yang memiliki jabatan gerejawi dan atau berfungsi dalam pelayanan gerejawi. Atribut berisi makna dan nilai iman yang berfungsi untuk menyampaikan firman dan pemberitaan Injil.
 
2. Dalam pemahaman GMIM, atribut gerejawi adalah salah satu tanda kehadiran Tuhan Allah dalam sejarah umat Allah dan secara khusus sebagai tanda kebersamaan-Nya dengan Jemaat-Nya, sekaligus memberitakan karya Tuhan Allah yang menyelamatkan.
 
 
 
 

Pengantar Tentang Atribut GMIM

Pada hakikatnya kehidupan pelayanan gereja tidak bisa terlepas dari liturgi. Kehidupan liturgis pelayanan gereja tidak bisa terlepas juga dari simbol-simbol dan atribut gereja. Gereja Masehi Injili di Minahasa sebagai Gereja bertradisi Reformed (reformasi) menggunakan banyak simbol dan atribut gerejawi yang sarat dengan nilai-nilai iman.

         Aturan Tentang Atribut (yang telah diterbitkan menjadi satu buku) adalah implementasi dari Tata Gereja 2007 Tata Dasar Bab X pasal 27 ayat 1-2 di mana dikatakan “GMIM mempunyai dan menggunakan atribut sebagai tanda kebersamaan dalam persekutuan, kesaksian, pengajaran dan pelayanan. Atribut GMIM berupa lambang, stempel, atribut ibadah, papan nama, pakaian jabatan dan lain-lain yang diatur oleh Badan Pekerja Majelis Sinode.”

         Simbol dan atribut adalah lambang GMIM yang berhubungan dengan perlengkapan atau benda khusus, yang berhubungan dengan nilai iman kristiani dalam melaksanakan tugas pelayanan gerejawi sekaligus secara institusional gerejawi berhubungan dengan identitas institusi dan dengan pangkat atau kedudukan gerejawi dari orang yang menggunakannya (Pelayan Khusus atau orang yang ditunjuk untuk melayani). Simbol dan atribut tidak bisa dilepaskan dari seni. Seni, atribut dan simbol merupakan jembatan, alat, sarana di mana yang tidak kelihatan, diobyektifikasi (yang tidak kelihatan itu mencari tempat dalam obyek kelihatan) dan nilai tidak kelihatan itu disimpan dalam obyek khusus dan sakral/kudus untuk kemudian dihidupkan lagi dalam momen liturgis.

         Dalam Alkitab, simbol hanyalah alat saja dan tidak dapat disembah (Kel. 20:3-6) tetapi simbol itu perlu karena mengingatkan perbuatan Allah yang menyelamatkan. Contoh: Betel, batu, mezbah yuang didirikan bagi Allah (Kej.35:1).  Istilah-istilah seperti “oth”, “mopheth”, “semeion”, dalam Alkitab yang artinya tanda menunjuk pada eksistensi kuasa ilahi dan berhubungan dengan mujizat (Yos. 24:17; Mat. 12:38; Yoh. 2:18; Kis. 2:22) dan di dalam tanda itu diimani ada kehadiran Tuhan (Kel. 3:2). Simbol dan atribut dapat menunjuk pada benda, alat, warna, dst., yang memiliki dan menyimpan nilai. Roti adalah kehidupan, anggur adalah kesukacitaan, api adalah simbol kehadiran Allah yang sifatnya memurnikan (Kel. 3:2-5); minyak (urapan) dalam Alkitab (Kel. 29:7; 40:9) menunjuk pada proses pengudusan (Ibr. “Qadosh”; Inggr. “set apart” = disendirikan) bagi seseorang untuk mene-rima tanggung jawab ilahi dalam komunitas orang percaya. Begitu juga warna-warni dalam Alkitab yang kemudian dalam liturgi gereja. Warna putih, jubah putih menunjuk pada “mengenakan” Kristus (Ef. 4:24; Kol. 3:10) dan kasih karunia Allah. Warna putih juga berhubungan dengan baptisan (Roma 6:1-4). Warna putih juga menunjuk pada kedatangan penebusan itu (Natal) dan peristiwa kemenangan (Paskah). Ungu menunjuk pada keagungan pengorbanan Kristus, penyesalan dan pengakuan dosa serta kerendahan hati. Hijau menunjuk tanda kehidupan, pertumbuhan, kehidupan dan pengharapan. Merah menunjuk pada darah, api digunakan pada hari raya Pentakosta dan juga pekerjaan misioner gereja di mana darah orang martir/syahid demi Injil Kristus. Warna-warna ini sebagai atribut-atribut gereja yang terlihat dalam penggunaan liturgi gereja.

         Simbol-simbol yang ada dalam Alkitab seperti yang dijelaskan di atas kemudian dalam perjalanan sejarah gereja menjadi atribut gerejawi dengan disain seni yang unik. Atribut gereja itu kemudian mendapat tempat dalam tradisi gereja kita yaitu tradisi reformasi. Atribut gereja itu memiliki nilai-nilai dogmatis (iman) yang berfungsi untuk menyatakan kesaksian iman oikoumenis dan tradisi Reformed. Atribut dalam pelayanan GMIM mencakup perangkat liturgis dalam ibadah (kain mimbar), yang dikenakan oleh “pejabat gerejawi” (toga, stola pelsus) atau atribut institusional (lambang GMIM, kompelka BIPRA, Cap, Papan Nama).

         Kita bersyukur kepada Tuhan Allah Tritunggal bahwa dalam pelayanan GMIM, sejak GMIM menjadi gereja yang mandiri pada tanggal 30 September 1934, di mana Ds. A. Z. R. Wenas dan para pendeta pribumi lainnya telah merancang atribut dan simbol GMIM. Simbol dan atribut gerejawi telah digunakan untuk mengingatkan akan dasar iman gereja dalam menumbuh-kembangkan iman jemaat.

         Terobosan fundamental tentang penguraian dan penjemaatan atribut gereja bertradisi Reformed telah dimulai oleh Pdt. DR. A. F. Parengkuan, M.Th., dan pembahasan serta penetapannya dalam Sidang Badan Pekerja Sinode Lengkap (SBPSL) ke-8, Tahun 1997, di Taraitak, Wilayah Langowan II. Kemudian oleh Sidang Sinode Istimewa khusus Tata Gereja GMIM di Sonder tahun 1999 dimasukkan sebagai bagian dari Tata Gereja GMIM tahun 1999 (Peraturan Tentang Atribut). Dalam evaluasi pelayanan selama lebih dari satu dekade terakhir yang dilakukan oleh para Pendeta GMIM di jemaat-jemaat serta para pelsus lainnya dengan memperhatikan akan dasar-dasar teologis iman kristiani serta memperhatikan kondisi aktual dalam hidup berjemaat maka perlu ada penajaman dalam pengertian dan penggunaan atribut gereja.

         Dalam Sidang Majelis Sinode ke-75 di Tondano tahun 2010 telah diterima Petunjuk Pelaksanaan Tentang Atribut. Selanjutnya, setelah juklak tersebut dikaji, maka ada beberapa hal yang diputuskan dalam Sidang Majelis Sinode Tahunan ke-25 tahun 2012 di Ratatotok seperti penggunaan Toga Ungu Tua oleh para Pendeta dalam memimpin ibadah dalam enam Minggu Sengsara. Penggunaan stola warna merah dengan salib warna kuning yang juga dapat dipakaikan kepada anggota sidi jemaat dalam memimpin ibadah, serta penanggalan stola karena alasan tertentu. Selain itu ada penjelasan lagi tentang penggunaan stola menurut tahun gereja.

         Tuhan Yesus Kepala Gereja dan Juru Selamat dunia dan melalui pekerjaan Roh Kudus kiranya terus menolong kita untuk hidup dalam ketaatan dan memberi keberanian dalam menyampaikan Injil keselamatan kepada banyak orang.

Undangan Doa Puasa GMIM, Agustus 2014

0

Yang Terhormat,

– Badan Pekerja Majelis Wilayah

– Badan Pekerja Majelis Jemaat

– Komisi Pelayanan Doa dan Penginjilan Wilayah dan Jemaat

– Seluruh Anggota Jemaat

GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA

di- Tempat

 

“Salam Sejahtera dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus”

“Masuklah marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya.” (Mazmur 95:6-7)

Dalam rangka merealisasikan dan menjabarkan Keputusan Sidang Majelis Sinode GMIM ke-77 Tahun 2014 di Tomohon, maka salah satu Program Bidang Hubungan Kerja Sama adalah melaksanakan Doa Puasa GMIM yang dilakukan setiap bulan.

Sehubungan dengan maksud tersebut di atas maka, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara-saudari untuk mengikuti Ibadah Doa Puasa yang akan dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Sabtu, 23 Agustus 2014
Jam : 10.00 Wita – Selesai
Tempat : Jemaat GMIM Taar Era Rumoong Atas Wil. Tareran Satu

MTPJ 17 – 23 Agustus 2014

TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN : “Kemerdekaan Ekonomi merupakan Anugerah Allah”
Bahan Alkitab: Ulangan 8:11-18; Lukas 5:5-6

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Kemakmuran/kesejahteraan hidup pasti menjadi dambaan banyak orang. Untuk mencapainya maka kerja keras sebagai bagian dari usaha manusia menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan. Namun, dengan memahami bahwa usaha manusia sebagai sesuatu yang mutlak, adakah peran Allah  dalam proses hadirnya kemakmuran/kesejahteraan tersebut? Perlukah manusia bersyukur untuk segala yang diraih dalam hidupnya?

Kenyataan dewasa ini memperlihatkan bahwa ada orang yang demi meraih kekayaan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, misalnya tindakan kejahatan seperti pencurian, perampokan, korupsi, penipuan, pelacuran, perjudian, dll. Ada juga yang ketika meraih kekayaan dan kemakmuran melupakan Tuhan yang memberi kesempatan, hikmat, dan kekuatan untuk meraih semua itu, sehingga pemberian diri dalam pelayanan, persembahan syukur, dan diakonia dianggap sebagai beban.

Tema minggu ini “Kemerdekaan Ekonomi Merupakan Anugerah Allah” diangkat untuk memberikan penegasan teologis berdasarkan bacaan Alkitab tentang keterlibatan Tuhan dalam kesuksesan kerja dan usaha manusia. Sehingga orang percaya akan mampu menjadikan ketaatan pada firman dan ucapan syukur sebagai tindakan iman dalam memaknai hidup, termasuk memaknai kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia.

 

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Setelah menjalani perjalanan panjang di padang gurun, umat Israel akan memasuki dan menduduki tanah Kanaan; sebagai tanah yang dijanjikan Allah. Untuk membekali mereka, maka sebagai pemimpin umat, Musa menyampaikan  pidato perpisahan yang berisi berbagai peringatan bagi umat Israel, termasuk dalam Ulangan 8:11-18.

Berdasarkan janji Allah dalam panggilan terhadap nenek moyang umat Israel (bnd. Kej 12:1-3), Musa meyakini bahwa di masa depan ketika umat menetap di tanah perjanjian, kemakmuran adalah suatu realitas yang pasti akan teralami.

Di negeri yang subur dan kaya itu, umat Tuhan akan mendapat kemerdekaan (kebebasan) untuk mengembangkan hidup perekonomian. Hidup mereka akan berkecukupan, bahkan berkelimpahan. Akan ada kelimpahan makanan sehingga mereka akan makan dan kenyang. Mereka akan bisa mendirikan rumah-rumah yang baik  serta mendiami-nya. Usaha akan sukses sehingga kekayaan dalam hal ternak (lembu sapi dan kambing domba), emas perak, dan segala sesuatu yang ada pada mereka akan bertambah banyak.

Namun, Musa mengingatkan mereka bahwa kemakmuran bisa menghadirkan godaan iman. Kemakmuran ada bahayanya, yakni: pertama, membuat mereka tinggi hati sehingga melupakan kebaikan Tuhan di masa lalu yang membimbing mereka kepada kesempatan/peluang menikmati kemakmuran (Ayat 14-16). Bahaya kedua yakni keangkuhan atau kebanggaan diri yang berlebihan, yang membuat mereka tidak mengakui keterlibatan Allah dalam sukses yang diraih(ay.17-18)

Umat Tuhan diingatkan bahwa kemakmuran yang akan dinikmati adalah bagian dari anugerah Allah. Kesempatan untuk mengembangkan kehidupan perekonomian di negeri yang baru tak dapat dilepaskan dari tindakan Allah yang memerdekakan mereka dari penjajahan/perbudakan di negeri Mesir. Tuhan Allah juga yang menuntun mereka melalui padang gurun yang besar dan dahsyat, melindungi dari segala bahaya dan memelihara dalam berbagai kesulitan dengan keajaiban perbuatanNya. Dia memberikan mereka negeri baru, yang kaya dan subur, untuk ditempati dan diusahakan. Juga memberikan mereka kemampuan untuk bekerja dan meraih sukses “… Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan(ay.18).”

Karena itu mengantisipasi realitas masa depan tersebut, Musa mengingatkan mereka untuk berhati-hati agar tidak melupakan Tuhan, sebaliknya tetap menjaga iman mereka, sebagai umat yang taat dan setia berpegang pada perintah, peraturan, dan ketetapan Tuhan.

Lukas 5:5-6 menceritakan bahwa keberhasilan Simon dan teman-temannya menangkap sejumlah besar ikan, bukan semata karena kerja keras yang memanfaatkan waktu dan memberdayakan segenap kekuatan, kecakapan, dan pengetahuan, tetapi sebagai anugerah yang diperoleh dalam kerja keras mereka; buah dari ketaatan melakukan perintah Yesus. Sebab sebelum keberhasilan itu diraih, Simon mengatakan bahwa sepanjang malam (sebagai waktu yang sangat tepat untuk meraih keberhasilan menangkap ikan) mereka telah bekerja keras/sungguh-sungguh dengan segenap kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman  yang dimiliki untuk menangkap ikan tapi mereka gagal.

Di tengah kekecewaan dan keputusasaan karena kerja yang tidak mendapatkan hasil, Yesus hadir dan memberikan perintah untuk bekerja lagi justru di waktu yang kurang tepat, yakni di siang hari (ay.4). Ternyata Simon mau mendengar perintah Yesus dan melakukannya bersama dengan teman-temannya. Maka keberhasilanpun mereka raih (ay.5-6). Keberhasilan dalam usaha justru diraih ketika Yesus hadir bersama mereka, hadir dalam kerja mereka, dan  memberikan perintah/petunjuk, serta ada kesediaan untuk bekerja keras melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus.

 

Makna dan Implikasi Firman

Kekayaan dan kemakmuran/kesejahteraan adalah anugerah Tuhan, yang diberikankepada negeri Indonesia. Berbagai sumber daya alam yang kaya dan melimpah dianugerahkan-Nya sebagai modal untuk meraih hidup yang sejahtera.

Segala berkat Tuhan ini harus diolah dan dimanfaatkan secara adil dan demokrasi di dalam takut akan Tuhan. Apapun usaha manusia untuk meraih jika mencarinya diluar Tuhan pasti akan menemui kegagalan. Untuk itu,  apapun profesi kerja dan jenis usaha kita, libatkan Tuhan, andalkan kuasaNya dan lakukan semuanya di dalam takut akan Tuhan. Ketaatan pada Firman akan memberi kesuksesan.

Ketika Tuhan berkenan memberikan berkat, berhati-hatilah. Jangan sampai kita jatuh pada dosa kesombongan, yang merasa bahwa semua pencapaian itu karena kekuatan dan kehebatan diri sendiri, sehingga melupakan Tuhan yang memberi kesempatan dan kekuatan untuk meraih semuanya. Tidak sedikit orang percaya, yang mencari Tuhan hanya ketika memulaikan usaha/kerja, menghadapi kesulitan, dll. Tetapi ketika mendapatkan pertolongan, kesuksesan dan kekayaan akhirnya melupakan Tuhan.

        Ada juga yang sukses meraih kekayaan, tetapi salah memanfaatkannya, sebab  dihabiskan untuk pesta pora, judi, miras, perselingkuhan, pamer gengsi, dll, sementara itu, persembahan syukur dianggap sebagai suatu beban dan diakonia dianggap bukan tanggung jawabnya. Ingatlah bahwa hidup adalah anugerah dan mengucap syukur adalah suatu keharusan.

Kemerdekaan Indonesia adalah anugerah Tuhan bagi segenap warga Indonesia, yang harus selalu diingat dan disyukuri. Negeri yang merdeka ini dianugerahkan Tuhan dengan kepelbagaian budaya, agama, bahasa,  dan sebagainya. Di alam kemerdekaan ini semua warga mendapat kesempatan yang sama untuk melakukan usaha-usaha yang mendatangkan kesejahteraan pribadi dan keluarga. Ini harus dimanfaatkan secara bijaksana dan bertanggungjawab, sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan, sehingga kesejahteraan kita tidak akan mengorbankan kesejahteraan orang lain dan tidak akan menghilangkan identitas Kristiani kita.

 

PERTANYAAN DISKUSI

1.  Apa  yang saudara pahami  tentang  keberhasilan  dan  kemakmuran  menurut  Ulangan 8 :11-18 & Lukas 5:5-6 ?

2. Apakah kekayaan yang di berikan Tuhan bagi negeri Indonesia ini telah dinikmati secara adil dan demokratis? Jelaskan!

3. Apa yang dapat kita lakukan dalam hidup bergereja dan bermasyarakat sebagai  wujud syukur atas anugerah Allah yang diberikan bagi kita!

 

NAS PEMBIMBING : Mazmur 103:2

 

POKOK-POKOK DOA

  • Usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan hidup pribadi dan keluarga, supaya dilakukan dalam kejujuran, kebenaran, dan takut akan Tuhan
  • Pemerintah dan segenap warga Negara Indonesia dalam mengisi alam kemerdekaan di usia 69 tahun ini demi terwujudnya kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk : KJ No 337: 1-3

Ses Nas Pembimbing : KJ No. 293

Ses.Peng Dosa & Pemb Anugerah Allah: NNBT No 9 : 1&2

Seb.Pembacaan Alkitab: KJ No 50a : 1

Ses Pengakuan Iman : KJ No 246

Persembahan : NKB No. 133

Nyanyian Penutup : KJ No. 336

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.