19 September 2012

Pandanglah kesuksesan sebagai karunia Allah yang melahirkan tanggung jawab yang lebih besar.

18 September 2012

True leader people to do great things and when the works is done, their people proudly say, “We did this ourselves”

Lao Tzu

17 September 2012

Kata-kata yang baik dan keluar dari motivasi yang mulia akan menghasilkan kehidupan yang sejahtera

MTPJ – 16 Sept s/d 22 Sept. 2012

 TEMA BULANAN:
“Gereja yang memberi teladan”
TEMA MINGGUAN:
“Gereja sebagai garam dan terang dunia”

BACAAN ALKITAB:
Matius 5:13-16

menjadi garam dan terang duniaALASAN PEMILIHAN TEMA
Tema ini dipilih karena sungguh betapa pentingnya pengaruh Gereja itu, sebagaimana teks ini yang berisi pesan penting Yesus untuk Gereja. Pengaruh itu adalah dampak yang dituntut Tuhan bagi Gereja. Sebab sesungguhnya Gereja ada dan hadir dalam dunia untuk memberi pengaruh. Pengaruh dapat berbentuk resistensi (penolakan) terhadap racun-racun dunia yang membahayakan hidup orang percaya (gereja), kritis (dapat membedakan mana yang berkenan dan tidak berkenan pada Tuhan) dan transformasi (mengubah jemaat dan masyarakat supaya bertumbuh dan berkembang). Pengaruh tersebut didasarkan pada nilai-nilai Injili yang bersumber dari Yesus Kristus dan harus muncul sebagai diri serta cara hidup gereja.

 

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) – Dalam kehidupan orang-orang di zaman Yesus, garam berfungsi sebagai penyedap makanan dan pengawet Selain itu, garam dipakai untuk membersihkan daging dari kotoran, termasuk bayi-bayi Yahudi yang baru lahir dimandikan dengan air yang dibubuhi garam (pembersih, band. Yoh. 16:4). Tetapi tingkat konsentrasi garam yang ‘berlebihan justru mematikan, misalnya air Laut Mati sehingga tidak ada ikan yang bisa hidup di sana. Dalam upacara agama Yahudi garam juga dipakai (Im. 2:13; Kel. 30:35) dan bahkan dipakai sebagai tanda perjanjian (Bil.8:19; 2 Taw. 13:5).

Masyarakat di jaman Yesus memperoleh garam dari Laut Mati dan dari bukit garam, Jebel Usdum, yaitu: dataran tinggi seluas 4.000 ha (band. Kej.19:26). Garam dari bukit ini terbentuk dari karang atau fosil dimana lapisan luarnya kurang sedap karena sudah dipengaruhi oleh zat lain dan cuaca/iklim. Karena itu ia dibuang saja sebab tidak ada harganya. Inilah yang Yesus maksudkan bahwa garam yang tidak berkualitas (=menjadi tawar) tidak lagi memiliki nilai guna, selain dibuang dan diinjak orang.

Sumber terang berasal dari pelita, yaitu lampu tanah liat (tembikar yang memiliki kaki sebagai tempat meletakkan pelita). Ia digunakan sebagai perkakas rumah tangga) yang sangat dibutuhkan keberadaannya. Bahkan Bait Sud menggunakan pelita sebagai salah satu perkakas yang dikuduskan, yaitu menorah atau pelita perunggu yang terdiri dari 7 kaki dian. Dalam Mazmur 119:105, pelita adalah juga perlambang firman Allah. Cahaya pelita berasal dari minyak zaitun sebagai bahan bakarnya. Cahaya terang dalam diri para murid berasal dari Yesus (band. Yoh. 8:12, Filipi 2:13,15) sebagai Terang Dunia. Karena itu kata yang digunakan adalah “kamu adalah terang dunia”, bukan “kamu harus menjadi terang dunia”. Kalau dipakai frase “kamu harus menjadi terang dunia, maka penentuan dan kekuatan menjadi terang ada pada diri manusia itu sendiri. Tetapi digunakan kata “kamu adalah…” karena sesungguhnya terang itu sudah ada, tetapi terang yang ada bukan hasil usaha atau kerja keras manusia. Terang itu adalah Yesus Kristus yang berdiam dalam diri orang percaya.

Intinya, bacaan ini berbicara tentang pengaruh orang percaya terhadap dunia/sesama manusia. Garam dan terang adalah hakekat diri orang percaya atau jati diri/citra orang percaya (kamu adalah). Dalam mana identitas itu bermakna aktif untuk mempengaruhi, yaitu menjadi teladan atau contoh dan memberi dampak yang kuat bagi sesama manusia. Orang percaya wajib menjadi teladan bagi dunia/orang-orang dan jangan sampai kehi1angan teladan. Keteladanan orang percaya secara internal (ke dalam) adalah keteladanan yang tidak kelihatan, tetapi dirasakan (seperti garam). Orang percaya hadir untuk menyedapkan kehidupan agama yang legalistik (yang mengutamakan aturan, organisasi dan hierarki jabatan) di waktu itu serta kehidupan ekonomi masyarakat yang miskin dan timpang. Orang percaya justru harus mengawetkan nilai-nilai keadilan, persamaan hak, kesejahteraan, perdamaian, dan kasih. Ia melawan kebusukan-kebusukan sosial dan politik serta membersihkan dosa serta kejahatan, khususnya kemerosotan moral dan etik di jaman itu. Di sisi lain, keteladanan orang percaya secara eksternal (ke luar) adalah keteladanan yang bisa dilihat (seperti terang) melalui sikap dan tindakan yang berangkat dari kualitas moral yang utuh. Memang perlu perjuangan untuk memberi teladan kepada dunia. Namun harus diingat sumber keteladanan itu adalah Yesus (Yoh. 8:12) dan tujuan dari hidup yang memberi teladan adalah banyak orang datang kepada Bapa dan memuliakan Bapa.

Makna dan Implikasi Firman – Gereja yang tidak membawa pengaruh apa-apa secara internal (ke dalam) maupun eksternal (ke luar), sesungguhnya bukan Gereja. Tidak dimaksudkan Gereja menjadi eksklusif (tertutup) dan isolatif (terasing); sebaliknya bukan juga berarti Gereja menjadi relevan (cocok) dengan dunia. Sebab Gereja ada dalam dunia untuk menghadirkan keadllan dan perdamaian. Namun dalam kenyataan Gereja sekarang kita harus jujur, bahwa partisipasi gereja dalam masalah-masalah sosial terkadang terbatas pada seminar dan lokakarya. Gereja terkurung dalam ruang rapat, konsultasi dan sidang. Gereja sungguh-sungguh menjadi organisasi bukan lagi organisme. Di sisi lain Gereja terlalu fokus pada ibadah/liturgi sehingga menjadi rutinitas dan ritualitas belaka dan lupa pada ibadah sebagai kerja. Akibatnya Gereja tidak bisa berfungsi secara maksimal untuk menembus dunia ekonomi, politik dan birokrasi. Tapi anehnya Gereja ikut berpesta dalam perebutan umat, lembaga, kekuasaan dan uang. Sebab ada gereja yang sibuk melayani domba lain, berebut dan berselisih karena lembaga tertentu, condong pada satu kekuasaan dan terpaku pada soal keuangan saja. Saat ini, masyarakat Indonesia terlebih umat membutuhkan keteladanan. Gereja-lah yang harus memberi teladan atau pengaruh ke dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain dengan:

  • Menghasilkan anggota gereja yang beriman tapi berkualitas secara intelektual dan memiliki integritas yang diakui di dalam dan di luar gereja/ masyarakat.
  • Berani dan tanggap menyuarakan ketidakadilan, ketimpangan dan dusta serta menjadi pejuang aktif melawan itu.
  • Mencari bentuk-bentuk program yang lebih kreatif dalam mengembangkan ekonomi, wirausaha/ bisnis, pendidikan dan kesehatan umat. 
  • Menanggulangi masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, anak jalanan, HIV/AIDS, trafficking, narkoba, miras, perjudian, perselingkuhan. Memang pembangunan gedung gereja itu perlu namun lebih penting membangun Gereja dalam arti yang sesungguhnya.
  • Sebagaimana Eka Darmaputera mengatakan: Gereja mempelopori dan menghidupkan “politik kehidupan”,bukan “politik kekuasaan” dan menjadi Gereja yang inklusif (terbuka), inspiratif (membuka wawasan baru) dan rekonsiliatif (membawa perdamaian).

Akhirnya harus diingat bahwa tindakan menjadi teladan ini agar “supaya orang melihat perbuatanmu”. Tujuan daripada menjadi teladan ini adalah “supaya orang memuliakan Bapa” bukan supaya orang memuliakan orang.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah maksud Yesus menyebut orang percaya dengan “garam” dan “terang”?
  2. Bagaimana mewujudkan maksud Yesus itu (garam dan terang) secara praktis dalam kehidupan Gereja masa kini?
  3. Apa pendapat saudara tentang peran warga gereja yang sekarang dalam melaksanakan tugas di tengah dunia?

 

RHK – Sabtu, 15 September 2012

Ucapan Syukur Atas Berkat Tuhan
1 Raja-raja 3:15

Give thanksPelbagai bentuk pernyataan dari Tuhan melalui mimpi, penglihatan atau cara tertentu untuk memimpin sekelompok masyarakat, selalu memunculkan kerinduan untuk bersyukur kepada Tuhan. Salomo memberikan korban keselamatan di hadapan tabut perjanjian Tuhan serta mengadakan perjamuan dengan semua pejabatnya. Kita juga selalu memberi persembahan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan mengadakan acara-acara syukuran. Namun bedanya, kita lebih mengutamakan pesta daripada memberi persembahan. Kebanyakan pesta-pesta yang dilakukan begitu besar dan semarak serta menelan biaya jutaan rupiah, tetapi persembahan syukur ke Gereja sangatlah kecil dan tidak sebanding , seolah-olah hanya mau menunjukkan  di muka umum, bahwa kita telah memberi persembahan kepada Tuhan. Tidak jarang ucapan-ucapan syukur menjadi ajang pamer kekayaan dan bukan pengungkapan syukur, karena menikmati keselamatan dan berkat dari Tuhan. Karena itu, biarlah ucapan syukur kita selalu berbau harum dihadapan Tuhan. Amin.

DoaYa Bapa, Engkaulah pemilik kehidupan dan yang senantiasa tahu keperluan kami. Bimbing kami, agar tidak menjadi tekebur dan sombong, tetapi mampu mempersembahkan diri kami menjadi persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Demi Kristus, Pengantara kami. Amin.

RHK – Jumat, 14 September 2012

Janji Berkat Tuhan

Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: ”Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu.” 1 Raja-raja 3:10-14

Karena Salomo hanya meminta hikmat dan bukan umur panjang, kekayaan atau nyawa musuhnya, maka permintaannya dikabulkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan memberikan apa yang justru tidak diminta oleh Salomo, sehingga sebelum dan sesudah Salomo tidak pernah ada raja yang sebijaksana dia. Hanya ada satu syarat yang perlu diperhatikan oleh Salomo, yakni dia harus taat dan setia kepada Allah seperti yang dilakukan ayahnya, Daud; sehingga umurnya dapat diperpanjang.

Dari bagian ini mau mengingatkan kepada kita, bahwa hikmat sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang, karena dapat menuntun orang untuk berbuat yang terbaik dalam hidupnya, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, agar bisa memperoleh berkat. Dengan hikmat, orang akan berusaha hidup adil dan benar, karena seperti kata pengamsal dalam Amsal 2:21,22 “Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelahlah yang akan tetap tinggal di situ, tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu, dan pengkhianat”. Semoga kita semua yang diberi hikmat dari Allah untuk mampu mencitrakan diri sebagai orang-orang yang berkenan kepada Allah. Amin.

Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami agar kami tidak menyelewengkan hikmat untuk kepentingan dan keuntungan sendiri, melainkan untuk kepentingan dan kebaikan orang banyak. Demi Kristus, kami berdoa. Amin

 

RHK – Rabu, 12 September 2012

Persembahan Menjadi Pintu Masuk Berkat
1 Raja-raja 3:4,5

Ilustrasi memberi persembahanMemberi persembahan adalah tindakan iman. Di Gibeon, Salomo mempersembahkan korban bakaran sebanyak 1000 ekor, suatu jumlah persembahan yang spektakuler/ luar biasa. Suatu tindakan iman yang luar biasa, dan mungkin hanya Salomo yang bisa berbuat demikian. Karena itu Tuhan memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta apa saja yang dikehendakinya. Dari sini kita belajar, bahwa keikhlasan memberi persembahan bagi orang percaya tidaklah sia-sia, meskipun memberi persembahan tidak berarti bahwa Tuhan harus mengembalikan sebanyak pemberian kita, memenuhi segala keperluan kita; tetapi  memberi persembahan terutama sebagai tanda syukur kepada Tuhan, karena telah mendapatkan berkat dan keselamatan lebih dahulu dari pada-Nya (bandingkan 2 Kor. 8:14).

Persembahan harus dipahami sebagai tanda terima kasih kita atas pengorbanan Kristus bagi kita, dan atas pelbagai berkat yang kita terima dari Tuhan. Pemberian persembahan menjadi pintu masuk berkat Tuhan. Karena itu selalu diingatkan, kepada kita sebagai keluarga untuk memberi yang terbagi bagi Tuhan, niscaya kita akan diberkati-Nya secara berlimpah-limpah. Amin

 

Doa: Bapa yang baik! Tanamkanlah kesadaran dalam diri kami, agar kami mampu mempersembahkan yang terbaik untuk pekerjaan Tuhan dan untuk kemaslahatan/ kebaikan orang banyak. Demi Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur.

 

RHK – Senin, 10 September 2012

Pentingnya Strategi

1 Raja-raja 3:1

Ilustrasi: untuk memenangkan kehidupan kita memerlukan strategi, tetapi bukan dengan menghalalkan segala cara.Raja Salomo mengambil puteri Firaun Mesir sebagai isterinya (3:1), sebagai taktik dan strategi agar tidak mudah diserang oleh bangsa sekitar, sehingga kerajaannya akan tetap aman dan terpelihara. Perkawinan politis semacam ini mempermudah baginya untuk mengakses banyak hal dari luar, apalagi dalam tanggung jawab membangun Bait Allah dan tembok Yerusalem; namun tanpa disadarinya hal itu bisa menjadi peluang masuknya agama-agama ·baru yang bisa menyulitkan posisinya di kemudian hari,  apalagi bilamana isteri-isterinya lebih menarik dari pada Tuhan. Seseorang bisa jatuh karena: uang, jabatan atau seks. Memilih salah satu sebagai keutamaan, bisa berdampak pada kepemimpinan seseorang; hal itu terbukti dengan merosotnya keimanan Salomo akibat pengaruh isteri-isterinya dan di kemudian hari kerajaannya terpecah menjadi dua.

Bagian ini mau mengingatkan kepada kita sebagai pemimpin dan calon pemimpin ataupun dalam keluarga sebagai suami, isteri atau sebagai anak bahwa hidup ini memerlukan strategi untuk dapat memenangkan hidup. Tapi strategi yang tidak melibatkan hal-hal yang tidak bertanggung jawab misalnya dalam masalah seks bebas, uang, dan jabatan, baik di dalam gereja maupun di bidang pemerintahan maupun dalam keluarga. Amin.

 

Doa: Ya Tuhan berilah kemampuan bagi kami untuk memilah mana yang baik dan yang jahat, sehingga hidup ini selalu tertuntun oleh RohMU yang kudus, dan tidak mudah jatuh ke dalam pelbagai pencobaan. Demi Kristus, kami berdoa. -Amin-.

16 September 2012

Kritik membongkar dan merobohkan bangunan yang salah berdiri. TIndakan lanjut dari kritiklah yang mendirikan kembali bangunan di atas dasar yang benar.

15 September 2012

Making the complex clear always helps people work smarter, it’s lot easier to figure aout what’s important and ignore what isn’t

-Bill Jensen-